20 November 2009

Pentingnya peran "coaching & counceling"


Kita sudah sering mendengar penuturan tentang "coaching and counceling", yang dalam bahasa keseharian sering dikenal dengan "membina dan membimbing". Coaching and Counceling, merupakan tugas melekat dari seorang pemimpin untuk memberdayakan dan sekaligus mengembangkan potensi bawahannya secara optimal. Disamping itu, dalam sebuah pelatihan jangka panjang dan outbound, sering kita juga melakukan observasi untuk pengembangan potensi dari pesertanya.
Melalui coaching dan counceling ini, kita dapat memahami 3 (tiga) hal, yakni :


- Sumberdaya manusia, yang dapat didekati dengan "MBTI"
- Pekerjaan yang dijalaninya, dapat didekati melalui "Performance Analysis"
- Proses dalam bekerja dalam mengolah input menjadi output, yang dapat dilihat dari cerminan EIMS (Excellency Interactive Management System)
Dengan memahami ketiga hal diatas tentang sumberdaya manusia yang tidak hanya dipandang sebagai salah satu "faktor produksi" saja, akan tetapi sebagai "sumberdaya insani", maka tentunya akan dapat mengatasi beberapa hal, yakni :
- Pemberdayaan, dapat dilakukan secara optimal secara tepat guna
- Orang-orang "sulit" atau bahkan manusia sampah, tetap dapat diberdayakan
- Menekan terjadinya "konflik" dalam organisasi
- Menekan terjadinya "turn over" pekerja


Hanya permasalahannya, seorang pemimpin harus bersedia meluangkan "sedikit" waktunya untuk dapat melakukan hal ini.
Yang sering terjadi, seorang pemimpin terkadang sering menghindarinya dalam melakukan pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusianya, karena beberapa alasan :


- Tidak memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi langsung dengan bawahannya, karena ragu dengan "kompetensinya"
- Benar-benar tidak memiliki waktu, karena menjalankan tugas yang terkadang "over capacity"
- Kurang memahami, langkah langkah apa yang harus dilakukan, apabila mengembangkan potensi bawahannya
- Tidak membiasakan diri dengan "melembagakan proses pembelajaran" dalam organisasinya
- Hambatan komunikasi, baik dalam komunikasi formal, maupun komunikasi in-formal serta komunikasi non-formal
- Kurang memahami perlunya "etos kerja unggul dan mentalitas profesional" dalam bekerja untuk dapat menikmati pekerjaannya dan bahkan memperoleh hasil yang selalu "optimal"
- Terkadang juga kurang memahami peran seorang pemimpin, yang diantaranya adalah menjaga situasi kerja yang kondusif dan mencetak "calon" pemimpin baru


Itulah diantaranya peran membina dan membimbing dalam sebuah organisasi kerja. Disamping penerapannya dalam organisasi kerja, maka menurut hemat penulis maka membina dan membimbing ini juga layak untuk diterapkan dalam sebuah event pelatihan, baik pelatihan yang sifanya penjenjangan dan diklat kepemimpinan ataupun dalam "outbound training" yang dilaksanakan dalam waktu 3 hari 2 malam, melalui pelaksanaan observasi peserta.
Tentunya kalau ingin mencetak "kader" juga harus ditindaklanjuti dengan "mentoring".
Keuntungan menggunakan MBTI terutama dalam proses pelatihan, tentunya jelas bahwa kita akan dapat memfasilitasi dalam menyerap ilmu dan meningkatkan keterampilan serta merubah berbagai sikap yang masih negatif. Sehingga pelatihan adalah salah satu sarana mencerdaskan SDM, tidak sekedar hanya memilih SDM baik dan membina "sakan" SDM reject, kecuali setelah dengan berbagai penangan masih saja menampakkan hasil jelek, barulah langkah pamungkas dalam mengatasi SDM sebagai "toxic employee" dilakukan, yakni dengan meminjam istilah Mas Martin, yakni sem "belih", yang maksudnya tidak dipergunakan lagi atau dipaksa untuk diberhentikan. 


Setelah penulis memahami bahwa pada diri seorang manusia, melalui MBTI dapat dipelajari banyak kecenderungan kepribadian berikut implementasinya. Maka penulis ingin mengajak dan memicu pembaca milis untuk sekiranya menerapkan coaching dan counceling secara efektif dan optimal dalam rangka meningkatkan kinerja SDM dalam memproduksi dan memberikan pelayanan, mutu produk dan memberdayakan SDM tidak sekedar dipandang sebagai "faktor produksi" semata, untuk dapat menghasilkan SDM unggul bangsa yang sangat dibutuhkan saat ini dalam melanjutkan pembangunan bangsa tercinta ini.
Demikianlah "sekedar" curhat perihal "coaching and counceling" dalam rangka mengembangkan potensi SDM bangsa menjadi bangsa yang besar.










24 Agustus 2009

Taylor Made


Sejak berdiri, TRISTANIA The Power of Cange belum pernah melakukan pelatiha yang bersifat "public offering" atau menjual paket pelatihan kepada umum, akan tetapi lebih cenderung mengarah kepada "taylor made", yakni memenuhi harapan, kebutuhan dan keinginan dari "user" yang digarap, sehingga lebih kepada penawaran proposal kepada user, untuk kemudian bersama user, menyusun materi pelatihan termasuk "motto pelatihan"-nya.

Sehingga sebelum pelatihan dimulai maka ada watu duduk bersama dalam satu meja untuk merumuskan motto, tujuan pelatihan dan bahkan materi-nya, karena sekaligus dalam kesempatan tersebut pihak TRISTANIA juga melakukan penyusunan konsep maeri berdasarkan "analisa kebutuhan pelatihan". Contoh adalah materi peatiha yang digelar untuk departemen kehutanan, dengan kemasan pelatihan yang disebut "sandwich training program" bernama "Gender leadership perspective". Diperlukan beberapa pertemuan dengan pihak "user", baik untuk menetapkan lokasi sampai kepada materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pelatihan serta juga menetapkan motto pelatihannya. Waktu itu disepakati dengan "user" untuk melaksanakan pelatihan sebanyak 2 angkatan dengan materi yang sama dengan bentuk 1 hari dikelas dengan terori yang berkaitan dengan kepemimpinan dan semangat kewirausahaan (lebih kepada mewirausahakan birokrat) untuk nantinya berkaitan dengan semangat yang uggul dalam bekerja disertai pemberian pelayanan publik yang baik, dengan ditunjang bagaimana mengembangkan jiwa di lapangan melalui pelaksanaan outbound training. Demikian juga dengan pelatihan tahun 2003, yang dilaksanakan untuk PERSI. Motto pelatihan adalah pelayanan prima dalam pelayanan konsumen rumahsakit. Pelatihan dilaksanakan selama 2 hari yang dikemas dalam bentuk outbound training dengan inti bagaimana memberikan pelayanan, baik kepad pihak internal, sekaligus eksternal. Juga dipoerlukan beberapa kali pertemuan, sebelum pelatihan digelar dengan pihak "user". Sampai pihak TRISTANIA mempelajari bagaimana pelayanan yang telah dilakukan kepada pihak internal dan utamnya eksternal kepada konsumen Rumah Sakit.

Kemudia barulah pelatihan dilaksanakan setelah disepakati bahwa untuk pelayanan internal lebih ditujukan kepada pembangunan team work dan dinamika internal. Sehingga nantinya mampu menghasilkan pelayanan yang prima kepada pihak eksternal-nya.

Tidak beda dengan pelatihan "sandwich training" dengan motto peningkatan pelayanan publik oleh PT. PERTAMINA jajaran wilayah Madiun. Materi in-class lebih mengarah kepada dasar-dasar dalam pelayanan, seperti komunikasi termasuk dengan Johari Windows, etos kerja unggul dan mentalitas profesional, prinsip dalam pelayanan yakni SK. Nomor 63/ M.PAN/ VII/ 2003. Sedangkan di luar klas lebih mengarah kepada role play SOP pelayanan yang dilakukan oleh PT. Peretamina mulai dari penyiapan bahan baku sampai kepada proses delivery bahan bakar tersebut dan proses penyerahan kepada pihak konsumen besar (SPBU).

Jelas materi yang seperti itu, tlah didisain dengan menyesuaikan kepada siapa akan disampaikan. Hal seperti itulah yang dimaksudkan bahwa pelatihan kami lebih mengarah kepada "Taylor Made".

20 Juni 2009

Sejarah Singkat Tristania


TRISTANIA The Power of Change, berada sejak tahun 2003. Nama TRISTANIA berasal dari nama pepohonan yang relatih langka yang tumbuh di BUMI PERKEMAHAN MOJOSEMI, Sarangan.
Mengapa berawal dari sana. Karena teman-teman yang satu visi dalam pengembangan sumberdaya manusia, dan berlatar belakang pendidikan yang bermacam-macam, sering mengadakan pertemuan di tempat tersebut.
Mengapa disamping nama TRISTANIA, dalam LOGO-nya juga terdapat gambar macan. Karena yang dianggap danyang ditempat tersebut adalah “eyang macan”. Sedangkan panah keluar tersebut bahwasannya menunjukkan kalau TRISTANIA bertekad kuat ingin mengembangkan pengetahuan kesegenap penjuru tanah air dalam perjalannya nanti.
Sedangkan warna yang melingkari LOGO TRISTANIA, merupakan penggabungan warna keberanian sekelompok anak bangsa untuk mengembangkan suatu lembaga pendidikan, meskipun berawal dari modal yang seadanya. Hanya kesatuan dan tekad bulatlah, modalnya. Tentunya semua akan berkembang sesuai dengan perjalanan waktu itu sendiri. Untuk warna kuning yang juga terdapat pada lingkaran luar LOGO, juga menandakan bahwa dengan kesamaan visi dalam pengembangan sumberdaya manusia, kita bertekad untuk memajukan sumberdaya manusia anak bangsa ini, menjadi sumberdaya manusia unggul dan profesional sesuai bidang yang ditekuninya masing-masing.
Sedangkan penggagas untuk kesatuan dari sumberdaya manusia dengan visi yang sama dalam hal membantu pengembangan sumberdaya manusia unggul, dalam suatu wadah yang bernama TRISTANIA adalah “Three Musketeers”, yakni GOS.


Ciri khas lain dari TRISTANIA adalah tim-nya yang selalu berseragam dengan warna dasar hitam, lengkap dengan atributnya. Seragam hitam tersebut, baik kaos lengan panjang, hem, dan celananya. Dengan warna dasar hitam tersebut, tim akan terkesan tegas sebagai pribadi yang menawan. Disertai dengan pelayanan sepenuh hati kepada konsumennya.
Dalam perjalanannya untuk menjadi besar TRISTANIA juga sering berkolaborasi dengan teman-teman dari PUMA (Putra Madiun), teman-teman S-1 psikologi dan Psikolog (sebagai pribadi) alumni Universitas Airlangga dan UBAYA serta Universitas Indonesia.
Pada awal tahun 2007, akhirnya TRISTANIA didaftarkan melalui notaris Djoko Wahono, SH (notaris dan pejabat pembuat akta tanah), yang beralamat di jalan Dr. Soetomo 63 Madiun-63122, dengan penggagas Gandrie Simbardjo, Loedy Setijono dan Neneng Sri Sulastri.
Dalam perjalannya karena kepindahan dan kesibukan lainnya dari penggagas tersebut, akhirnya komposisi penggagas menjadi; Gandrie Simbardjo dan Alifianti Puspa Ramadhani.
Kegiatan dari TRISTANIA adalah melakukan pelatihan yang dilakukan didalam kelas ataupun di laur kelas ataupun penggabungan keduanya, dengan nama spesifik :
- In-door Training
- Out-door Training
- Sandwich Training
Demikianlah sekilas cerita mengenai siapakah TRISTANIA tersebut. Saat ini, rekan-rekan dari TRISTANIA sering berkumpul terkadang di Jl. Wonoasri Barat ataupun di jalan rimba karya 1A Madiun. Sedangkan contact person-nya adalah :
Gandrie Simbardjo
0852 320 78535
0856 350 36152
0819 331 93015
(0351) 776 1650
Neneng Sri Sulastri
0812 590 6847
(0351) 786 3888
Shanty Monica
0813 324 41393
Alifianti Puspa Ramadhani
0856 482 48282